Friday, 12 May 2017

-Belum Ada Judul-



Prolog
Aku menghirup nafas dalam dalam dan mengeluarkannya dengan keras seolah aku membuang semua rasa cemas yang memenuhi tubuhku hari ini. Berkali-kali aku melihat penampilanku di kaca lift untungnya hanya aku sendiri yang ada didalam lift tersebut. Syukurlah setidaknya tidak ada yang melihatku gugup saat ini. Bagaimana mereka akan percaya dengan presentasi konsep yang kubuat selama satu minggu lebih kalau mereka melihat wajahku yang penuh kecemasan seperti saat ini.
Saat pintu lift terbuka dan saat itulah aku menegakkan tubuhku dan menyunggingkan senyum manis dan lebar. Sudah banyak orang yang datang. Untunglah kali ini aku tidak terlambat seperti pada meeting sebelumnya sampai sampai aku harus menghadap ayahku yang notabene adalah pemilik perusahaan ini untuk meminta maaf. Karena keterlambatanku sebelumnya, perusahaan kami didiskualifikasi dari presentasi konsep untuk konser artis legendaris yang berasal dari Amerika. Yang bahkan sampai saat ini aku sedikit kesal kalau menyebutkan namanya.
Aku melihat tim kerja perusahaan kami sedang berdiri sambil memegangi cangkir berisi kopi dan sepotong roti brownies untuk coffee break.
“kali ini aku nggak telat kan?”
“telat. Tapi untungnya belom dimulai.”
Dengan cepat kulirik jam tanganku. Sudah lebih lima menit dari rancangan jadwal meeting dimulai. Untung saja, ucapku dalam hati. Awalnya aku berniat mengambil segelas kopi dan sepotong roti seperti yang lain. Tapi niatan itu sirna setelah mendengar suara pintu raungan meeting dibuka dan semua orang termasuk tim kerja dari perusahaan kami mulai menaruh cangkir dan berjalan seperti digiring untuk masuk ke ruangan super dingin. Yah walaupun suhu ruangan ber-ac yang di kulit orang lain terasa biasa saja. Namun berbeda dengan apa yang kurasakan apalagi saat akan mempresentasikan konsep. Ruangan ini seperti suasana saat musim dingin di Perth yang mengharuskanku memakai pakaian super tebal.
Tanganku menggenggam erat sebuah map dan berkas berkas bertuliskan SEINNA Entertainment, nama perusahaan yang kini sedang kupertaruhkan ke-eksistensiannya. Walaupun sudah ratusan kali presentasi mengenai konsep dari mulai masa-masa sekolah sampai di tempat magang, rasa gugup membuat perut terasa sembelit tetap tidak pernah menghilang dari sejarahku, dan mungkin ke masa depan. Mungkin saat ini wajahku terlihat pucat jika aku tidak memakai lipgloss dan sedikit sentuhan perona pipi di wajahku.
“kamu gugup ya?” Tanya salah satu tim kerjaku, nino yang usianya dua tahun dibawahku.
“well, kamu sekarang ngeledekin aku atau gimana, nih?” semburku sambil menatap wajahnya garang.
“tenang aja, konsep yang di bikin sama mba menurutku bagus dan beda dari yang lainnya, kok.”
Kali ini aku memakai konsep yang lebih menjurus kepada kedekatan antara artis dengan penonton. Berhubung penyanyi ini, Kai Burman, adalah mantan dari group vocal yang sudah dibubarkan beberapa tahun yang lalu. Dan sempat vacuum dari industri musik. Pastinya banyak penggemarnya yang ingin menyaksikannya lagi dan menginginkan untuk lebih dekat dengan artis favoritnya.
Dan saat mendengar nama perusahaan kami disebut, untuk sepersekian detik jantungku berhenti berdetak dan semuanya tearasa hening sampai aku bisa mendengar suaraku menelan ludah. Well at least aku sudah mempertaruhkan seluruh ide ku untuk konsep ini. 


P.s untuk kesekian kalinya aku buat novel baru. dan pas tadi pagi aku liat di komputer (tabung) lama, ada banyaaaaakkkkkkkkk cerita yang niatnya sih mau bikin novel tapi malah berhenti ditengah jalan. sebenernya sih ada banyak ide cerita yang udah nangkring di otak dan harus ditulis. nah saking banyaknya, malah nggak bisa ketulis. karena pas lagi nulis satu alur cerita, muncul alur baru lagi dan mulai nulis di halaman baru lagi. 
P.s.s ini adalah prolog yang kesekiaaaaaaaaaaannnnn kalinya aku bikin. yah semoga yang ini nggak ke tumpuk sam aide lain.

No comments:

Post a Comment